Nama Kelompok 4 :
1. Florens Fernando (14214361)
2. Fradita Ajeng Dayuwati (14214364)
3. Fursan Wahiduddien (14214407)
4. Galang Niko Muhammad Putra (14214428)
5. Ghina Rahmanda Puteri (14214524)
Kasus pembajakan karya cipta lagu 'Cari Jodoh'
Kasus pembajakan karya cipta lagu 'Cari Jodoh' yang dipopulerkan Band Wali mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Malang, Jawa Timur, Rabu (1/5/2013). Di sidang pertama itu, bos PT Nagaswara, Rahayu Kertawiguna, dihadirkan. Rahayu adalah bos dari label yang selama ini mendistribusikan karya-karya Faang dan kawan-kawannya itu. Selain bos PT Nagaswara, Rahayu hadir di persidangan sebagai saksi atas dugaan pembajakan yang dilakukan Malikul Akbar Atjil. Kala dihubungi lewat telepon, Kamis (2/5/2013), Rahayu mengatakan, perbuatan yang dilakukan Atjil dengan membajak karya orang lain itu jelas merugikan. "Akan lebih merugikan lagi apabila tindakan pembajakan itu dibiarkan," ujar Rahayu. Sebagai pemilik label yang mendistribusikan lagu-lagu musisi Indonesia, termasuk artis dan penyanyi Nagaswara, Rahayu mempunyai tugas dan kewajiban untuk ikut-serta menjaga karya para artisnya itu.
Kasus lagu 'Cari Jodoh' milik Band Wali, cerita Rahayu, pihaknya semula tidak tahu perbuatan yang dilakukan Atjil. "Jangankan memberi tahu, minta ijin memakai lagu 'Cari Jodoh-nya' Wali saja tidak dilakukan Atjil," tutur Rahayu. Menurut Rahayu, akibat aksi pembajakan lagu 'Cari Jodoh' itu, sebagai pemegang hak cipta karya tersebut, pihaknya dirugikan Atjil sebesar Rp 1 Milyar. Dalam laporannya yang dibuat tahun 2010, Rahayu menyertakan jumlah kerugian itu. Selama Atjil belum diputus bersalah oleh majelis HKIm PN Malang, jelas Rahayu, pihak distribusi Malaysia Incitech bisa terus menjual karya lagu 'Cari Jodoh-nya' Band Wali versi Atjil tanpa ada ijin yang jelas.
Perkara tersebut dimulai ketika lagu 'Cari Jodoh' karya cipta Band Wali dibajak di Malaysia tahun 2009. Setelah dilakukan penyidikan, Polda Jawa Timur menangkap Atjil di Surabaya pada awal tahun 2013. Atjil belakangan diketahui pernah menjadi aktivis Antipembajakan. Saat ditangkap, Atjil mengaku, Malaysia Incitech sudah membeli karya lagu 'Cari Jodoh' dari Wali Band. UU yang dilanggar berdasarkan kasus pelanggaran hak cipta lagu Wali Band yaitu Pasal 72 undang-undang no 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta dengan sanksi :
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat (1) bulan penjara dan denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama tujuh tahun penjara dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarakan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara 5 tahun dan denda sampai lima ratus juta rupiah.
Analisis :
Dari kasus diatas ditemukan bahwa adanya pembajakan terhadap hak cipta atas lagu Wali Band yang dilakukan oleh Atjil (pelaku) yang melanggar etika bisnis. Hal itu jelas merugikan banyak pihak, mulai dari pemilik lagu tersebut sampai label yang menaungi Wali Band yaitu PT. Nagaswara. Prinsip-prinsip etika bisnis yang dilanggar pelaku berupa prinsip kejujuran serta prinsip keadilan. Dalam mencari keuntungan pelaku tidak jujur dalam menjual karya musik, dan mengakibatkan adanya ketidakadilan kepada pihak yang seharusnya mendapatkan keuntungan dari karya musik yang mereka komersialkan secara legal. Diharapkan tidak ada kasus pembajakan seperti ini lagi karena dalam berbisnis alangkah baiknya pebisnis yang ingin memperoleh keuntungan melakukannya sesuai dengan ketetapan-ketetapan aturan dan undang-undang tentang etika bisnis.
Sumber :
http://astrinimanurung.blogspot.co.id/2017/04/contoh-perilaku-bisnis-yang-melanggar_4.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar